Senin, 01 September 2014

Rock Climbing



Apa sih rock climbing atau panjat tebing itu ? Panjat Tebing adalah kegiatan, perjalanan dengan medan yang khusus dengan memperhatikan medan yang akan dihadapinya yaitu tebing, kegiatan ini disebut juga rock climbing. Kegiatan panjat tebing membutuhkan keterampilan tangan dan kecakapan saat mendaki, antara lain dengan memanfaatkan berbagai jenis pijakan.
Ini nih pelajaran pertama yang harus kalian ketahui dalam rock climbing
Disimak baik – baik yakkkkkk ^^

Macam-macam teknik pijakan :
a.    Friction stop    : teknik  pijakan dengan mengandalkan gesekan karet sepatu
b.    Edging                   : teknik pijakan dengan mengandalkan sisi luar kaki/sepatu
c.    Smearing               :  teknik berpijak biasa
d.    Heal hooking          : kemampuan kaki menjangkau tempat yang tidak dapat diraih  tangan


Jenis Pegangan
a.    Open grip              : pegangan yang mengandalkan tanjakan tebing
b.    Cling grip I            : pegangan dengan teknik seperti mencubit
c.    Cling grip II                   : pegangan dengan teknik bantuan ibu jari
d.    Vertical                 : teknik dengan mengangkat badan



Jenis gerakan memanjat
a.    Mantle shelf
Menarik tubuh dengan kekuatan tangan dan tekanan kaki
b.    Underding
Memegang celah dengan tangan terbalik untuk menarik tubuh
c.    Traversing
Gerakan menyamping (merambat horizontal)
d.    Cheval
Duduk dan menekan batu bawah untuk naik


Proses Panjat Tebing
Sebelum melakukan panjat tebing terlebih dahulu pemanjat untuk memeperhatikan :
-        Mengamati, mengenali dan menentukan rute yang akan di lalui
-        Memikirkan teknik yang akan dipakai
-        Mempersiapkan alat
-        Memanjat sesuai lintasan dan teknik






Sebelum melakukan pemanjatan kalian wajib melakukan olah raga lhoo , biar kalian gak kram , cedera atau hal – hal yang gak diinginkan terjadi
Olah raga penunjang bagi Climber
-        Lari/jogging agar jantung dan pembuluh darah tetap bugar
-        Stretching agar tubuh tetap mobilis
-        Latihan beban untuk meningkatkan kekuatan tubuh
-        Bordering untuk meningkatkan daya tahan otot
Keterampilan, tubuh missal : pull up, sit up, push up,





Lima orang menggapai puncak Argopuro-Rengganis (Gemapita)

Berawal dari sekretariat tercinta Gemapita kita berlima menyiapkan alat pendakian untuk satu minggu lamanya.. Awalnya kami akan berangkat sepuluh orang, namun beberapa orang gugur dan menyisakan kami berlima aku (chenglie), goder, batang, bedes dan lecek. Kami bertekat untuk berangkat walaupun kami hanya berlima. Namun kami tak gentar.  carrier terisi barang – barang yang akan kami panggul di pundak kami telah siap. Carrier yang akan tegak berdiri di pundak kami. Yaa kami akan melakukan pendakian bersama menggapai puncak Argopuro Rengganis.. dimana terdapat dua puncak yang sama – sama memiliki keindahan yang menakjubkan. Siang itu mobil yang akan mengantarkan kami ke desa terakhir dimana kami mulai pendakian telah datang, lambaian tangan penuh arti melambai – lambai, saudara – saudara tercinta melambaikan tangan untuk kami, melepas kepergian kami. Roda mobilpun mulai berputar , didalam mobilpun kami bercanda tawa riang dan lepas. Sore itu Sampai di desa Baderan situbondo roda mobil berhenti, kami beristirahat di pos perijinan desa baderan dan juga meminta ijin pendakian. Malamnya kami bertamu ke tetua di desa baderan, kami ingin mendengarkan kisah tentang gunung argopuro ituu yang mitosnya adalah gunung yang mempunyai kekuatan mistis yang kental. Kami mendengarkan cerita dari tetua itu dengan bulukuduk yang berdiri, namun itu hanyalah mitos kita boleh percaya atau tidak. Yang pasti kami tak gentar menghadapi perjalanan esok hari.
Hari kedua.Matahari telah sedikit mengintip dengan malu. Kamipun mulai bersiap – siap melangkahkan kaki kami, sebelum mulai melangkah tak lupa kami memanjatkan doa kepada Sang Esa agar selalu melindungi kami disetiap langkah kami. Dengan semboyan DALAM KEADAAN APAPUN KITA SELALU BERSAMA SUKSESS !! langkah kaki kami mulai melangkah menuju mata air 1. Kanan dan kiri kami masih ladang milik warga setempat, langkah kaki ini penuh semangat, yang buat kami sakit hati ada beberapa motor milik warga yang selalu menyalip kami berjalan membawa carrier di pundak kami. Namun kami tetap semangat dan pantang menyerah. Canda dan tawa selalu kami lukiskan diperjalanan menuju mata air 1. Tapi kami tetap fokus dan berhati – hati karena banyak persimpangan – persimpangan yang bisa menyesatkan kami, kami selalu melihat stringline agar kami tidak tersesat. Kaki kami tak terasa mulai menapaki hutan, jalan setapak yang di sampingnya terdapat semak semak yang menjullang tinggi diangkasa. Langkah kaki ini mulai semangat dan menyemangati satu sama lain. Akhirnya sampailah kami di mata air 1 sore itu. Sesampainya disana kami tak langsung beristirahat, kami berbagi tugas mendirikan tenda dan mengambil air yang letaknya 10 menit dari tempat kami mendirikan tenda. Indahnya tempat ini tebing – tebing di kanan kami, terlihat cucuran air terjun disela – sela tebing itu mengalir tinggi dan deras, kabut terkadang menutupi lukisan alam tebing dan air terjun. Hari sudah hampir gelap, kami membuat makanan dan menghidupkan perapian. Dimalam itu kehangatan kekeluargaan dan persaudaraan kuat dan kental sekali, lukisan senyum kami selalu terpancar lebar. Kami beristirahat , karena besok perjalanan menuju cikasur akan kami lalui.
Hari ketiga. Jam alarm berteriak membangunkan kami, kami bergegas embereskan barang – barang kami dan meniapkan sarapan. Makan bersama dalam kebersamaan itu nikmat sekali, walaupun dengan lauk yang sederhana. Tak lupa kami melakukan senam pagi sebelum keberangkatan agar kami tidak kram. Dalam doa kami mulai melangkah DALAM KEADAAN APAPUN KITA SELALU BERSAMA SUKSESS !! langkah kaki menuju cikasur. Tetesan keringat kami teteskan, genggaman tangan sang saudara membantu kami untuk melangkah. Di perjalan kami menemukan sumber mata air yang bernama mata air dua. Naik turun jalan yang kami lewati, didepan mata kami terbentang hamparan padang rumput yang luas dan lebat yaa didepan mata kami adalah cikasur, tapi kami harus menyebrang sungai kecil yang terdapat tanaman arnong atau selada air, kami mengambilnya sedikit untuk makan malam kami. Air mengalir begitu jernih dan dingin, kami menyerupu air itu dan membasuh muka kami yang lelah, ajaib dahaga hilang seketika dan wajah kami segar kembali. Sesampainya dicikasur kami disambut oleh nyanyian merdu burung merak, burung merak dan ayam hutan yang berlari bercanda melintas dihadapan kami, kami pun takjub karena pelangi tersenyum menyambut kedatangan kami, kami beruntung karena bisa melihat pelangi di cikasur. Tak lama kami menuju tempat camp kami melihat reruntuhan bangunan yang sudah tua, yaa itu adalah lapangan terbang milik Belanda zaman dahulu. Seketika bulu kuduk kami berdiri namun kami tidak menghiraukannya, kami bergegas mendirikan tenda untuk tempat bernaung kami karena cahaya langit tak lagi ada ditutupi oleh awan hitam yang menandakan hujan akan turun. Seketika kami. Kami terkejut karena di reruntuhan bangunan muncul asap yang lama – kelamaan menjadi tebal membumbung ke angkasa, namun kami tak menghiraukannya.
Hari keempat. Sudah tak terasa sudah hari keempat kami berada di sini. Perjalanan kami tinggal sedikit lagi. Kami melangkah menuju tempat yang bernama cisentor. Sudah beberapa hari ini kami masih belum menemukan orang lain, hanya kami berlima. Perjalanan di cisentor kami melewati padang safana yang bernama alun – alun besar dan alun – alun kecil. Di alun – alun besar terdapat sebuah pohon yang besar dan kami beristirahat disana sembari menikmati alam . tak berapa lama kami bertemu dengan kelompok siswa pecinta alam dan pembina sispala tersebut yang tak lain adalah alumni Gemapita. Kami bercerita dan bercanda tawa. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke cisentor. Di perjalanan menuju cisentor terdapat vegetasi khas argopuro yaitu tanaman api dan para pendaki biasanya memberi nama jancukan karena jika kita mengenai taman itu pasti kita berteriak jancuk karena kulit kita akan terasa gatal dan terbakar. Sesampainya di cisentor kami mendirikan tenda dan ternyata ada ada sekelompok orang, kami senang karena kami mempunyai teman. Kami beristirahat karena kami besok akan menuju puncak .
Hari kelima. Pagi ini kami bersemangat dari pada hari lain, karena hari ini kami akan menggapai puncak impian. Berlima kami saling berpegangan tangan menuju puncak Argopuro dan Rengganis. Di tengah perjalanan menuju puncak kami menemukan sebuah tempat yang bernama rowo embik. Tempat para pendaki biasanya mengambil minum. Disana juga terhampar padang rumput dan terdapat tanaman yang berbunga abadi ya tanaman itu adalah Anaphalis atau Edelwise. Tanaman yang bisa tumbuh didaerah yang bersuhu dingin. Hamparan edelwise memanjakan perjalanan kami. Sampai kami di persimpangan, kami mengambil jalur kiri menuju Puncak Rengganis. Kami sampai di Puncak Renganis, terdapat kawah mati dan tempat mandinya Dewi rengganis kala itu. Begitu indah dan menakjubkan, yaa lautan di atas awan. Setelah kami menikmati lukisan alam di Atas puncak Rengganis, kami pen turun dan berjalan ke arah kanan ke puncak Argopuro, lebih tinggi dari pada puncak rengganis. Di puncak argopuro terdapat pohon – pohon yang menjulang tinggi, dan terdapat bunga abadi. Setelah kami menikmati lukisan alam itu kami turun dan bergegas kembali ke cisentor. Kami kembali beristirahat karena perjalanan ke Taman hidup keesokan harinya akan sangat panjang.
Hari keenam. Udara yang kami hirup begitu sejuknya, menemani semangat kami akan melangkah menuju Taman Hidup. Langkah kami penuh dengan semangat dan tersisipi oleh syairan – syairan doa. Di tengah perjalanan kami sempat tersesat karena kami tidak menemukan stringline, banyak pohon – pohon yang tumbang karena kebakaran hutan. Namun kami tidak panik dan mencari dimana stringline gerangan. Terima kasuh Tuhan, akhirnya kami menemukan stringline dan kembali melangkah, naik turun bukit namun kami tidak kecewa karena lukisan alam yang begitu rupawannya menemani setiap langkah kami. Di erjalanan ini kami menemukan ladang jancukan, kami harus berhati – hati agar tidak terkena tanaman itu. Sampai disuatu tempat yang kami harus mengeluarkan tenaga kamiyang ekstra, yaitu 7 bukit penyesalan, bukit demi bukit kami langkahi dengan genggaman tangan yang penuh asa.  Entah beberapa saat handphoneku berbunyii aku terkejut , ternyata kami berada di cisinyal dimana terdapat sinyal telepon. Tak terasa langit menangis tak tahan membendung air matanya, kami bersiap – siap mengeluarkan jas hujan. Langkah kami ditemani tetesan hujan yang deras sampai di Taman hidup. Taman hidup adalah sebuah danau yang dipinggirnya terdapat gubuk. Indah sekali sangat indah, .
Hari ketujuh. Pagi hari yang cerah siap mengantarkan kami pulang keperadapan. Langkah kaki baja ini bersemangat menapaki jalanan setapak menuju desa terakhir akhir pendakian kami. Yaa kami berjalan dan terus berjalan sampai di desa Bremi probolinggo. Senang rasanya ketika kami menemukan
warga desa sekitar, karena kami sudah kembali keperadaban. Yaa kami berada di tengah hutan selama satu minggu melewati 3 kabupaten, situbondo jember dan terakhir probolinggo. Sesampainya disekret tercintaa kami disambut dengan pelukan hangat dari rangkaian tangan saudara kami.
Inilah cerita pendakian kami, inilah cerita kekeluargaan kami, inilah cerita senyuman kami. DALAM KEADAAN APAPUN KITA SELALU BERSAMA SUKSESS !!

 Taman Hidup

 Alun - Alun
 Cikasur
 Puncak rengganis
 Puncak Argopuro
 Tim Gemapita


Jumat, 29 Agustus 2014

Mahameru



Mahameru

Semua insan ingin menapakan kaki dipuncakmu

Atap tertinggi dijawa

Awanpun ak mampu menandingi ketinggianmu

Setapak demi setapak ku melangkah ingin menggapaimu

Langkah – langkah ini tak kala berat untuk melangkah kepuncakmu

Lima langkah kuapakkan kakiku

Tak kala akan kembali lagi empat langkah kebawah

Pasir – pasir batu batu kecil sampai besar

Menghiasi perjalan menuju puncakmu

Semua kelabu, tak ada warna hijaupun menghiasi puncakmu

Kelabu..

Tak kala kau mengeluarkan awan panasmu

Apakah kau tak senang kami mengunjungimu

Apakah kau marah karena kami mulai merusak alammu

Apakah kau memang sudah rapuh

Tetaplah berdiri tegak mahameruku

Tetaplah menjulang tinggi mahameruku